Quote of The Day ...

QUOTE OF THE DAY:
Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak, and brave enough to face himself when he is afraid, one who will be proud and unbending in honest defeat, and humble and gentle in victory.~ Douglas MacArthur

Selasa, 26 Oktober 2010

Simaeru eNewsletter ~ edisi 10/I/2010

Profesional, Entrepreneur dan Pembelajar,
SEMANGAT PAGI!


Setiap minggu ESTUBIZI Business Center memilih artikel "baik dan indah" (Simaeru) yang membangkitkan inspirasi dan gagasan kreatif yang diambil dari berbagai sumber. Simaeru adalah sebuah kata dalam Bahasa Mentawai, suku terasing di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, yang berarti baik dan indah (good and beautiful).


Topik edisi ini adalah "Perbuatan Kepahlawanan", belajar dari teladan Bung Karno, Bapak Proklamator Indonesia. Selamat menikmati!

Salam Pembelajaran. Mari Belajar Sambil Beramal!
Benyamin Ruslan Naba

ESTUBIZI Business Center - One place more activity
www.estubizi.com ~ http://estubizi.blogspot.com
Managed by PT Simaeru Indonesia Raya

T: 021-52 900 828
F: 021-52 971 875
SMS: 0882 1010 5812


*****************
* Artikel Pilihan Simaeru Minggu Ini
* Percikan Permenungan

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
The first responsibility of a leader is to define reality. The last is to say thank you. In between, the leader is a servant ~ Max DePree
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

BUNG KARNO DI PASAR IKAN 
                * Goenawan Mohamad (diambil dari Buku CATATAN PINGGIR, Kumpulan 
Tulisan    Goenawan Mohamad di Majalah TEMPO
Sebab yang membentuk sejarah bukanlah orang-orang besar, melainkan tindakan-tindakan besar - dan itu tak terjadi setiap hari. 
Di DERMAGA PELABUHAN PASAR IKAN yang bacin, 9 Juli 1942 lewat tengah hari, suatu peristiwa sejarah terjadi. Bung Karno kembali dari pengasingan. Awal 1934 kapal van Riebeeck mengangkutnya dari Jawa ke Flores. Sewindu kemudian, setelah dipindah ke Sumatera, akhirnya ia kembali pulang. Pemerintahan penjajahan yang membuangnya telah kalah. Jepang masuk, dan membawa Bung Karno kembali dari pengasingan. Di Dermaga Pasar Ikan, di hari yang panas itu, ia pun bersua lagi dengan tokoh-tokoh pergerakan, antara lain Hatta. Suatu babakan baru perjuangan kemerdekaan dimulai. 


TAPI APAKAH yang layak dikenang dari peristiwa siang itu? Bung Karno melihat Anwar Tjokroaminoto, bekas iparnya, putra tokoh pergerakan H.O.S. Tjokroaminoto. Mereka berpelukan. Berciuman. Air mata Anwar terbit. Bung Karno terharu. Tapi kemudian ia kembali kepada kenyataan. Jas Anwar diraba-rabanya. "Jasmu bagus sekali potongannya," ia memuji. "Bikinan De Koning, " Anwar melagak. "Penjahit paling terkenal di Jakarta di waktu Belanda. Bagaimana kau membayarnya?" Anwar mengangkat kedua belah tangan seperti corong ke mulutnya, dan berbisik, "Saya masuk dari pintu belakang. Ongkosnya terlalu tinggi, akan tetapi ada seorang kawan yang bekerja sebagai penjahit pembantu di toko De Koning." "Apa dia mau kira-kira membikinkan untukku?" "Tentu mau. Kalau Bung Karno sudah senggang sedikit, saya bawa ke sana."
BETAPA SEPELE. Seorang tokoh perjuangan pulang dari pembuangan,
untuk menghadapi zaman baru yang tak kalah sulit; tapi yang
dibicarakan pertama kali dengan temannya adalah perkara baju. Bung
Karno sendiri, dalam riwayat hidup yang dikisahkannya kepada Cindy
Adams, menyadari keganjilan itu. Katanya:
"Seringkali generasi muda menukil kembali ucapan-ucapan yang
abadi dan yang akan hidup terus. Ucapan yang keluar dalam detik-
detik yang besar di dalam sejarah. Ucapan yang akan menggetarkan
tulang sumsum ..... Akan tetapi sayang, ketika kami bertemu dan
setelah aku menanyakan tentang keadaan Anwar beserta keluarganya,
pokok persoalan selanjutnya yang kutanyakan kepadanya hanyalah
mengenai tukang jahit ....."
ADAKAH INI KARENA Bung Karno pesolek? Barangkali. Tapi Bung Hatta,
yang terkenal lebih serius, kering dan tak menggemari kenikmatan
dunia, dalam memoir-nya mencerminkan hal yang mirip. Catatan hari-
hari pertama pembebasannya oleh Jepang dari pengasingan, penuh
dengan detail tentang "pakaian yang pantas", sebuah "oto", dan kopi
susu. Tinggal di kamar Hotel Des Indes (kini Duta Merlin) yang
mewah – disediakan pemerintah militer Jepang untuknya – Hatta juga
minta sarapan telur mata sapi dan segelas yoghurt. "Begitulah
hendaknya tiap pagi," pesan Hatta kepada pelayan hotel. 

RIWAYAT KITA MEMANG tak seluruhnya terjadi dari peristiwa dramatis.
Pengarang kitab sejarah dan para ilustratornya boleh saja memilih
adegan. Napoleon membawa panji. Diponegoro berjubah putih di kelam
perang. Mao Zedong bersinar bak matahari dari Yenan. Tapi kita tak
ingat Napoleon yang sakit ambeien, Diponegoro yang menganggap diri
Arjuna (walaupun tubuhnya gempal), dan Mao yang suatu hari memuji-
muji orang yang jadi musuh utamanya, Chiang Khai-sek.
DI DEPAN LETNAN JENDERAL Imamura, panglima tertinggi tentara
ekspedisi Tenno Heika, Bung Karno mengucapkan terima kasih. "Tuan
mengusir orang-orang yang akan selalu dianggap penindas-penindas
sejati dari Indonesia," katanya, mengutuk Belanda. "Saya berterima
kasih kepada Tuan selama-lamanya."
TULUSKAH UCAPANNYA? Bung Karno kemudian bilang tidak. Ia hanya
bersandiwara. Ia teringat akan Jenderal Aguinaldo, pendekar
kemerdekaan Filipina. Kepada orang Amerika yang berhasil mengusir
Spanyol, Aguinaldo mengucapkan terima kasih. Kemudian ketika orang
Amerika mencoba bercokol di Filipina, Aguinaldo menyepaknya keluar.
KATAKANLAH ITU TAKTIK, kelihaian atau hipokrisi di tingkat tinggi.
Tapi barangkali kita memang tak usah terlampau berharap. Ternyata
yang penting memang bukan pahlawan-pahlawan. Lebih penting dari itu
adalah perbuatan kepahlawanan.

SEBAB YANG MEMBENTUK SEJARAH bukanlah orang-orang besar, melainkan
tindakan-tindakan besar – dan itu tak terjadi setiap hari.

28 Februari 1981

Tulisan ini disajikan – untuk mengenang kesehajaan dan keberanian
Sang Proklamator dan Dwitunggal yang menciptakan Perubahan Besar -
untuk mendukung semangat "Menuju Indonesia yang Lebih Baik". Selamat
Hari Sumpah Pemuda! "Kelahiran baru" untuk sebuah bangsa yang merdeka. –BRN).

Bung Karno dan Bung Hatta adalah contoh nyata Pemimpin yang telah
menerapkan dengan sukses Sepuluh Hukum Kepemimpinan menurut John C. Maxwell:
- The Leader who has VISION
- The Leader who has DISCIPLINE
- The Leader who has WISDOM
- The Leader who has COURAGE
- The Leader who has HUMILITY
- The Leader who is A DECISION MAKER
- The Leader who DEVELOPS FRIENDSHIPS
- The Leader who EXERCISES TACT AND DIPLOMACY
- The Leader who DEVELOPS EXECUTIVE ABILITY
- The Leader who EXUDES INSPIRATIONAL POWER

Bagaimana dengan Anda?

*************************************************** 


INTEGRITY
In order to be a leader a man must have followers.
And to have followers, a man must have their confidence. Hence the supreme quality for the leader is, unquestionably, integrity. Without it no real success is possible no matter whether it is on a section gang, a football field, in the army, or in an office. –~ Dwight D. Eisenhower

JANGAN MENONJOLKAN DIRI
Seorang pemimpin yang paling baik
Tidak akan diketahui orang di mana tempatnya.
Berkuranglah mutu pemimpin jika orang menurut dan memuji dia,
Dan yang paling buruk adalah jika orang membencinya.
"Jika Anda tidak menghormati orang, mereka pun tidak akan
menghormati Anda."

Tetapi pemimpin yang paling baik adalah yang tidak bicara banyak.
Jika pekerjaannya selesai, maksudnya pun tercapai,
Sedang semua orang akan berkata,
"Kami telah melakukan hal ini sendiri". - Lao-Tzu, abad ke-enam
sebelum Masehi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar