Quote of The Day ...

QUOTE OF THE DAY:
Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak, and brave enough to face himself when he is afraid, one who will be proud and unbending in honest defeat, and humble and gentle in victory.~ Douglas MacArthur

Sabtu, 03 November 2012

You Are What You Think ...

You Are What You Think ...

Ketika beberapa tahun yang lalu membaca ungkapan di atas, saya ragu apakah hal itu pernyataan yang benar. Seperti iklan restoran: "You Are What You Eat". Sampai suatu kali saya merasakan betul, bahwa pernyataan itu amat sangat benar 1.000%. Begini ceritanya:

Ketika saya ditugaskan sekolah untuk mewawancarai orang tua calon siswa yang akan masuk ke kelas satu SD, untuk 
urusan keuangan sekolah, ada dua kejadian yang menarik. Kebiasaan "bersandiwara" ortu yang kaya tapi berlagak "miskin", kembali saya temui. Namun trik semacam itu mungkin sudah kurang mujarab untuk merayu kami menurunkan besaran uang sekolah.

Tetapi ada hal yang lebih menarik, yakni cara orang kaya dan orang kurang mampu menyikapi kesiapan mereka untuk menyekolahkan anak, yang sering disebut sebagai "Mahluk Titipan Tuhan".

Ibu S, katakanlah begitu namanya, adalah seorang wanita karir yang sangat sibuk dan bersuami seorang profesional di sebuah bank besar di Jakarta. Setelah cukup lama kami bernegosiasi, akhirnya sampailah pada suatu kondisi perbedaan Rp 25 ribu per bulan. Sang ibu minta lebih rendah, sedangkan saya harus bertahan di angka yang ditetapkan sekolah agar semua siswa bisa mendapatkan pendidikan yang baik. 
"Ya sudah, kalau tidak diturunkan Rp 25 ribu/bulan, saya pindahkan anak saya ke sekolah lain. Saya sudah capek-capek ijin kantor supaya bisa datang menemui Bapak pagi ini," sergahnya. Negosiasi berakhir dengan meninggalkan kekesalan Sang Ibu karena permohonannya saya tolak, apalagi ketika saya mulai bandingkan dengan pengeluaran pulsa BlackBerry-nya yang lumayan mahal.


Lain halnya dengan Ibu T, istri seorang petugas keamanan di sebuah kantor di kawasan Kebayoran, dan pekerjaannya sendiri adalah sebagai pedagang makanan kecil, tidak jauh dari sekolah.
"Bagi saya, pendidikan anak adalah nomor satu. Biar pun saya dan suami saya orang kecil, saya ingin anak-anak saya punya masa depan yang jauh lebih bagus dan lebih beruntung daripada kami berdua," katanya bersemangat.
"Tabungan kami tidak seberapa pak, tapi cukuplah untuk bisa menyekolahkan anak saya di sekolah yang bermutu seperti di tempat ini," tandas Ibu T.
"Saya ikut koperasi," tambahnya, "akan saya ambil, karena sudah saya perhitungkan cukup untuk mendaftarkan anak saya di sekolah dasar. Kalau kurang, akan saya cari lagi, pasti Gusti Allah akan menolong anak saya", ujarnya penuh keyakinan.

Sekali lagi kawan, You Are What You Think!
[Jakarta masih macet? Untung atau malang? Tergantung, sebab You Are What You Think ;-)] Selamat berakhir pekan ... | Jumat, 2 November 2012

Kisah Z si Anak Cerdas

Kisah Z si Anak Cerdas

Z, demikian nama muridku di ekskul Entrepreneurship. Z, siswa kelas 5 SD yang berusia 11 tahun ini bercerita bahwa ia sekarang berada di ranking 3 di kelasnya. Aku memuji prestasinya. Setelah lulus SD dia akan masuk se SMP Negeri. 
"Mengapa memilih sekolah negeri?" tanyaku. 
"Ayahku bilang, kalau nanti aku masuk SMP Negeri, terus melanjutkan ke SMA Negeri, biar gampang diterima di Universitas Negeri. Ibuku juga bilang begitu", tukas Z.

"Ayahku IP-nya tinggi sekali, terbaik di kelasnya. Dulu di perguruan tinggi, IP-nya 3,9", kata Z dengan semangat. 
"Wah, kamu pasti bangga sekali kepada Ayahmu, ya?" kataku. Z serta merta menganggukkan kepalanya. 
Lalu aku bertanya kepadanya, "Ayahmu sekarang kerja dimana?". 
"Ayahku sudah di Surga sejak dua tahun lalu", ujar Z tanpa kehilangan sukacitanya. "Hanya 3 jam saja Ayahku sakit, kemudian meninggal, sakit jantung kata Ibuku", ujar Z menjelaskan.

Mendadak leherku seakan tercekat. Siapa yang akan membimbingnya hingga ia remaja? Apalagi mendengar cerita Z bahwa ia anak kedua dari tiga bersaudara dan ibunya bekerja sebagai pegawai di sebuah apotek, hidup sebagai single parent, menghidupi dan membiayai ketiga anaknya yang masih SD. Z adalah siswa yang sangat aktif dan bila berbicara, sangat runut dan penuh logika. 

Z, kamu tentu bisa lebih hebat daripada mendiang Ayahmu. Ia pasti juga bangga punya anak pintar dan aktif seperti kamu (Doaku untuk Z). ~ Jumat, 2 Nov 2012